*Lokasi : di TKP*
Satya : “Sudahlah, kita lanjut kepada
kasuk yang lain saja.”
Nala :
“Mau lanjut bagaimana? Ini saja belum selesai”
Zhula : “Lagipula kita sudah
bekerja mati-matian, masa mau kita abaikan begitu saja”
Rasyid
: “Menurut saya sih
mungkin Satya benar”
Rian
: “Ya, lagipula
menurut saya ini sudah jalan buntu”
*berdebat*
*zhula dan nala pergi*
Rasyid
: “Tapi, sebenarnya
mereka ada benarnya juga loh”
Satya : “Yasudahlah! Kalian ikut saja mereka, saya akan
menyelesaikan kasus yang lain sendiri!”
*Malamnya*
*rian menelpon rasyid*
Rian : “Ra, kok aku merasa tidak enak dengan Satya tentang kemarin”
Rasyid : “Iya nih, gara-gara
kemarin kita semua jadi pecah gini”
Rian : “Ra, ajak yang lain saja, besok kita ke rumah
Satya untuk meminta maaf.”
Rasyid : “Oke!”
*Esok harinya*
*Rasyid,
Rian, Nala, dan Zhula berkumpul di dpn rumah Satya*
Rasyid : *tok tok tok* “Satya, ini kami, Sat.
Buka pintunya, kita mau minta maaf soal kejadian kemarin”
Nala : “Iya, Sat. Kita lupakan saja kejadian
kemarin. Ngomong-ngomong sudah ada tersangkanya loh.”
*hening*
Rian : “Sepi banget, kemana itu orang?”
Nala : “Iya nih, biasanya dia yang udah bangun
dan paling rapih.”
Rasyid : “Duh, gara-gara kalian aku jadi ada prasangka
buruk.”
Rian : *Rian melihat ke
jendela* “Sat?!”
Rasyid : “Kenapa, Ri?!”
Zhula : *berbarengan dengan Nala* “Satya kenapa,
Ri?!”
*terdapat Satya yang
tergeletak kaku di meja makan*
*perbincangan*
Nala : *tiba-tibe menemukan sesuatu
yang mencurigakan*
Zhula : “Itu apa, Nal?”
Nala : “Oh, bukan apa-apa”
Zhula : “Menurut saya lebih baik kita
kesini lagi lusa untuk memeriksa tkp, karena saat ini saja kita sama sekali
belum ada persiapan”
*2 hari kemudian*
*Rian, Rasyid, dan Zhula berkumpul di dpn rumah Satya, dan meneliti TKP*
Rian : “Ra, omong-omong, kamu liat Nala
tidak?”
Zhula : “Oh iya, tumben dia datang telat”
Rasyid : “Iya, bisa gawat ini kalau tidak ada hasil
forensik dari dia”
Rian : “lebih baik kita susul ke rumahnya
saja, siapa tahu dia masih siap-siap.”
*Lokasi
: Rumah Nala *
Rasyid : *tok tok tok* “Nalaaa, buka pintunya”
Rian : *buka pintu* “lah pintunya tidak
dikunci”
*mereka masuk*
*keliling rumah*
Rasyid : “Riaann!! Zhulaa!! Sini, deh!
Zhula : *dari kejauhan* “Ada apa sih, Ra?!”
Rasyid : “Lihat ini deh” *menunjuk jasad Nala*
*perbincangan singkat*
*Malam harinya*
Rian : *menelpon Rasyid* “Ra, ke markas
sekarang!”
Rasyid : “Siap”
*Lokasi
: Markas/tempat berkumpul”
Rasyid : “Ri, menurutmu kasus ini aneh gak
sih?”
Rian : “Iya, pembunuhan ini hanya terjadi di
antara kita. Menurutmu siapa yang melakukan ini?”
Rasyid : “Menurut saya sih pastinya dari kita sendiri,
menurutmu?”
Rian : “Bukan apa-apa ya, tapi selama ini aku
sudah curiga sama Zhula?”
Rasyid : “Lah, kenapa Zhula?”
Rian : “Lihat kan, selama ini Zhula yang
paling semangat dan paling tahu dari kita bertiga”
*Tiba-tiba zhula
menelpon*
Zhula : “Rasyid, ke café yuk, aku mau
omongin sesuatu”
*telepon ditutup*
Rian : “Eh itu siapa?”
Rasyid : “Bukan siapa-siapa”
*cafe*
Zhula : “Ra, aku merasa aneh dengan kasus ini,
kenapa terjadinya cuma diantara kita berlima. Menurutmu siapa yang melakukan
ini?”
Rasyid : “Pastinya sih diantara kita bertiga sekarang ,
menurutmu?”
Zhula : “Sumpah ya, aku curiga banget sama
Daril. Lihatkan selama ini dia paling kaku, biasanya dia sangat semangat dalam
memecahkan kasus”
Rasyid : “Iya ya, bener juga sih”
Zhula : “Bagaimana kalau kita ajak dia makan
malam dirumahku besok sambil menanyakannya?”
Rasyid : “Boleh juga, nanti aku telepon. Lumayan
kesempatan bagus”
Rasyid : *menelpon Rian* “Ri, besok kita diajak
makan malam sama Zhula”
Rian : “Wah, serius? Kesempatan bagus nih
untuk nanya-nanyain dia”
Rasyid : “Iya, jangan telat ya!”
*Malam
hari, Lokasi : Rumah Zhula*
*Rasyid dan Rian datang*
Zhula : *sudah menunggu di depan rumah* “Hey,
kalian! Aku sudah memasak makanan untuk kita makan, loh. Ayuk masuk.”
*masuk ke dalam rumah*
*makan bersama* *hening*
*tiba-tiba Rian
tersedak dan mulutnya berbusa*
Rasyid : “Ri! Rian!”
Zhula : “Eh! Bentar-bentar! Aku ambilkan
minuman!”
*Rasyid curiga dan
mengikuti Zhula*
*melihat Zhula
menuangkan sesuatu ke dalam minuman Rian”
Rasyid : “Stop!!” *menodongkan senjata*
Zhula : *kaget dan menjatuhkan gelas*
Rasyid : “Jadi, selama ini kamu?! Maksudnya apa?!”
Zhula : “Eh..eh…eh…”
*suasana memanas*
*Tiba-tiba Satya,
Nala, dan Rian datang dengan kue ulang tahun”
Bareng –bareng :
*menyanyikan lagu Selamat Ulangtahun*
*Nala dan Satya
menjelaskan tentang kejutan ini*
C.
CERITA SINGKAT :
Terdapat kelompok 5 orang
detektif, yaitu Satya, Rian, Nala, Rasyid, dan Zhula. Selama sebulan lamanya, Nala,
Satya, Rian, dan Zhula merencanakan sebuah kejutan untuk Rasyid. Rupanya Rasyid
akan berulang tahun. Satya, Rian, Nala, dan Zhula memang sengaja merencanakan
semua kasus pembunuhan ini dan memalsukannya hanya untuk mengejutkan Rasyid.
Dan ternyata, rencana ke-empat teman dari Rasyid ini berjalan dengan lancar
tanpa adanya gangguan!